Pada artikel sebelumnya sudah disinggung mengenai beberapa hal terkait kompensasi dan benefit. Kompensasi dan benefit sebagai salah satu strategi untuk menyukseskan keberhasilan organisasi perusahaan, memang memegang peranan yang cukup penting. Oleh karena itu dalam penyusunannya pun perlu mempertimbangkan berbagai aspek, dengan tujuan agar apa yang diharapkan dan diinvestasikan melalui instrument ini bisa tercapai. Berikut beberapa point penting yang harus diperhatikan,
Kompensasi harus memenuhi syarat keadilan bagi setiap karyawan.
Dalam penyusunan kompensasi dan benefit, akan sangat ambigu ketika kebijakan yang dikeluarkan cenderung selektif bahkan diskriminatif bagi karyawan tertentu, semisal seperti karyawan-karyawan yang merupakan sanak kerabat dari pimpinan perusahaan diperlakukan lebih dan mendapatkan kompensasi yang di atas rata-rata yang diterima karyawan yang lainnya. Tentunya yang seperti ini tidak memenuhi rasa keadilan dan mengundang prasangka dan kecemburuan.
Mempunyai nilai dalam bersaing dengan pasar tenaga kerja
Poin ini menjadi salah satu tujuan utama penyusunan kompensasi dan benefit, yakni untuk memikat para kandidat potensial dan para calon karyawan. Kompensasi dan benefit yang kompetitif tentu akan lebih menarik dan seksi di mata para pencari kerja, dan memiliki kesan tersendiri sehingga mendorong banyak orang untuk ikut bergabung dan mengikuti seleksi masuk.
Regenerasi karyawan adalah suatu keniscayaan, dan dalam pergantian pun haruslah yang menggantikan lebih baik minimal sama dengan para pendahulunya. Yang sering jadi permasalahan ketika terdapat kekhawatiran apabila sudah tidak ada lagi para kandidat yang sesuai dikarenakan etos budaya kerja yang berbeda antara generasi dulu dan generasi milenial seperti sekarang ini.
Berdampak positif pada keberhasilan perusahaan
Ini merupakan tujuan pada sekup yang lebih luas. Kompensasi dan benefit yang cocok dan compatible, tidak hanya menguntungkan karyawan juga menunjang keberhasilan organisasi perusahaan dalam mencapai visi dan misinya. Melalui kompensasi dan benefit, terdapat usaha dari perusahaan untuk lebih mengerti para karyawannya, mencoba mendalami apa harapan para karyawannya, dengan tujuan agar para karyawan merasa puas dan menikmati pekerjaan mereka. Dengan situasi yang menguntungkan tersebut, apa yang perusahaan targerkan akan lebih mudah tercapai.
Affordable, atau sesuai dengan kemampuan persuahaan
Percuma menyusun suatu kompensasi dan benefit tapi tidak melihat sisi keuangan perusahaan. Apa yang sudah dicanangkan tidak bisa diimplementasikan gara-gara budget yang tidak memungkingkan. Pihak HRD pun juga haruslah pandai dalam mengkomunikasikan dengan bagian atau departemen lain yang terkait, dan sebaiknya juga melibatkan mereka yang memiliki andil dalam penyusunan ini, semisal seperti departemen keuangan.
Memenuhi undang-undang yang berlaku
Indonesia, merupakan negara yang cukup memberikan aturan yang ketat dan mengikat pada dunia ketenagakerjaan atau pun hubungan industrial. Termasuk mengenai kompensasi, tidak boleh kurang dari standar minimum yang telah ditentukan. Standar minimum atau UMP yang selalu direvisi setiap tahun menjadi acuan utama setiap perusahaan dalam menyusun batas minimal kompensasi yang direncanakan.
Dipahami dan dimengerti oleh semua elemen karyawan
Kompensasi dan benefit yang ideal, haruslah dimengerti, diterima dan disetujui oleh para karyawan. Setelah mendapat pengesahan dari pimpinan perusahaan, wajib disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Jauh sebelum itu, ketika penyusunan pun juga harus memperhatikan aspek kebutuhan para karyawan, sehingga compatible dan lebih mudah tersosialisasi. Selain itu pula menghindari miskomunikasi yang mengakibatkan kesalahpahaman dalam menangkap kebijakan yang baru dikeluarkan tersebut.
Fleksibel terhadap perkembangan bisnis perusahaan
Selain memperhatikan aspek kebutuhan dari karyawan, juga kompatible pada dinamika bisnis perusahaan. Bagaimana pun juga kompensasi dan benefit disusun untuk menunjang produktifitas perusahaan dan dapat berjalan dengan baik akan membawa dampak yang positif. Dan sebaliknya ketika kebijakan kompensasi dan benefit tidak mendukung sama sekali bahkan cenderung menghambat, akan berakibat sangat fatal.
Sekali lagi, dari sekian poin yang dijabarkan ada beberap poin yang tergantung dari bagaimana kemampuan komunikasi dan diplomasi sebagai seorang HRD di dalam penyusunan kompensasi dan benefit. Bukan hanya dengan atasan maupun lintas divisi atai department namun juga kepada para karyawan agar mampu menampung segala informasi yang dibutuhkan dalam penyususn sertamenyampaikan apa yang disusun dengan baik.