Budaya Kerja

 

Pernahkah menjumpai suatu suasana di kantor yang begitu fun, santai, bahkan tak terlihat seperti orang yang bekerja di kantor seperti pada umumnya? Atau bahkan menemukan suatu kejadian di suatu kantor yang mana terlihat orang begitu sibuk, hampir tidak ada kecairan suasana, yang ada hanya ketegangan serta kesibukan? Atau suasana kantor lain yang berbeda dari keduanya?

Suasana kerja di suatu kantor atau lokasi lain, merupakan salah satu indikasi yang paling bisa dirasakan oleh siapapun yang datang ke tempat tersebut. Salah satu indikasi yang menunjukkan bagaimana budaya kerja di tempat kerja tersebut. Selain dari suasana kerja tercermin pula dari  pola perilaku di setiap karyawannya, bagaimana cara mereka berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, dan wujud interaksi lain yang bisa diamati, yang kesemua itu bisa memberitahukan kepada orang atau tamu yang datang ke tempat tersebut, “inilah budaha kerja kita!”

Budaya kerja merupakan suatu konsep yang mengatur mengenai  kepercayaan, cara dan proses berpikir, serta perilaku karyawan yang mengacu pada ideologi dan prinsip yang di pegang dalam organisasi. Konsep yang berupa mindset inilah yang menjadi dasar, bagaimana pola interkasi antar karyawan, antara divisi bahkan dengan pimpinan. Konsep ini juga menjadi acuan dalam menjalankan roda organisasi, menjalankan fungi dan perannya untuk meraih tujuan yang sudah disepakati.

Budaya kerja berawal dari suatu insight atas pengalaman bersama dalam menjalankan organisasi. Setiap hambatan maupun kesulitan, akan diupayakan bagaimana pemecahannya dan solusi atas persoalan tersebut, yang mana pada akhirnya pengalaman-pengalam yang terkumpul tersebut, turut andil dalam pembentukan konsep budaya kerja dalam organisasi tersebut.

Ambil suatu contoh, suatu perusahaan start up teknologi yang masih dalam fase growth, akan menjadi suatu periode waktu yang krusial karena akan menentukan keberhasilan pembentukan karakter dan budaya organisasi ke depannya. Bahkan bisa dikaitkan apakah perusahaan tersebut bisa bertahan di masa yang depan atau tidak. Sebagai start up, tentu permasalahan-permasalahan akan sedemikian kompleks, baik pada internal perusahaan, seperti model birokrasi yang sesuai, treatment manajemen bila terjadi perselisihan internal, pembinaan dan pengembangan karyawan yang tepat, dan segudang masalah-masalah internal lainnya. Sedangkan dari eksternal, semisal seperti  hubungan dengan customer atau investor, kebijakan regulasi  yang berlaku yang cenderung menghambat organisasi, kompetisi dengan perusahaan sejenis, dan lain sebagainya.

Sebagai suatu perusahaan yang baru berdiri, tentu secara pengalaman dalam menangani permasalahan yang demikian beragam, masih sangat minim dan perlu banyak belajar dalam mencari solusi yang paling memungkinkan.  Dalam proses pencarian solusi dan pemecahan masalah bagaikan proses mencari jatidiri dan karakter bagi perusahaan. Berhasil tidaknya akan memengaruhi bagaimana respon dan kebijakan yang diambil terhadap persoalan yang akan dihadapi nantinya. Oleh karena itu mengapa ini akan menjadi periode yang krusial, selain akan menjadi pembentuk bagi budaya organisasi atau perusahaan  sekaligus menjadi karakter perusahaan  start up tersebut nantinya, yang bisa menjadi aspek lebih yang unggul, sehingga bisa memikat banyak orang untuk bergabung dan bekerja di dalamnya. Atau mungkin sebaliknya, dihindari karena budaya kerja yang buruk di dalamnya, sehingga membuat para karyawan tidak betah dan memilih untuk resign.

Baik burukya budaya kerja di suatu perusahaan secara tidak langsung memengaruhi performas perusahaan tersebut. Budaya kerja memengaruhi bagaimana karyawan bertindak, berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dalam perusahaan. Budaya kerja yang bagus tentu akan menjamin keterbukaan komunikasi antar karyawan, fokus pencarian solusi bersama, dan saling supportif. Budaya kerja yang memungkinkan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, kesempatan meraih kepuasan  kerja juga semakin tinggi, dan produktifitas karyawan juga akan ikut terkatrol, yang pada akhirnya secara langsung berdampak bagi performa perusahaan.

Lain halnya bila budaya perusahaan cenderung tidak mendukung suasana yang kondusif di tempat kerja, sudah bisa dibayangkan bagaimana kelanjutannya bukan?