Mengenali Perusahaan dengan Budaya Kerja yang Buruk

 

Budaya perusahaan merupakan suatu ‘norma’ yang secara tidak sadar menjadi acuan bagi setiap karyawan yang berada dan bekerja dalam suatu lingkup perusahaan. Dikatakan sebagai ketidaksadaran karena dalam mengamalkannya, kerap sekali karyawan tidak menyadarinya secara penuh, karena memang sejak awal mereka diterima bekerja, mereka diberikan pemahaman mengenai bagaimana budaya kerja dalam tempat kerjanya sekarang. Dan dia tak bisa menolak itu. Di samping juga tatanan lingkungan yang sudah diatur sedemikian rupa, sehingga semakin memudahkan dalam internalisasi nilai-nilai budaya perusahaan yang dianut bagi mereka yang baru bergabung.

Acapkali, budaya perusahaan menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh akan keputusan para pelamar kerja apakah benar-benar akan melamar dan masuk di suatu perusahaan tertentu. Merupakan hal yang wajar, bila semua orang mendambakan suatu budaya dan lingkungan kerja yang bagus dan kondusif. Bahkan bisa begiut atraktif dan fun, seperti perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi. Sehingga sangat menarik bisa ikut bergabung dengan perusahaan seperti itu.

Namun, tidak semua perusahaan mampu membentuk budaya kerja yang bagus sehingga menarik banyak minat orang-orang untuk bergabung. Tidak sedikit mereka yang belum bisa mewujudkan budaya kerja yang positif harus kehilangan para karyawan mereka yang memilih untuk resign. Perlu diketahui beberapa ciri apakah suatu perusahaan memiliki budaya kerja yang buruk.

Kebiasan membicarakan karyawan lain adalah suatu yang lazim terjadi

Di manapun, bukan hanya di perusahaan, kebiasan menggungjing atau membicarakan orang lain adalah suatu hal yang umum terdengar. Walau begitu itu bukan suatu pertanda  yang bagus di tempat kerja. dua atau lebih karyawan yang membicarakan karyawan lain (dan cenderung membicarakan keburukannya) menandakan tidak adanya empati dan tenggang rasa antar sesama karyawan. Tidak ada respect satu sama lain. Bila yang lain melakukan kekeliriuan atau diketahui salah satu keburukannya, bukan datang untuk membantu dan sekedar memberikan dukungan moral, melainkan hanya menggunjing dan membicarakannya dari belakang.

Kecenderungan saling  menyalahkan

Bila hal ini kerap terjadi, maka benar-benar suatu kondisi yang buruk sebagai suatu budaya kerja. tindakan saling menyalahkan dalam hal pekerjaan, menindikasikan jelas bahwa tidak ada tanggungjawab atas permasalahan atau kesalahan yang terjadi. Entah kesalahan karena koordinasi dalam tim yang kurang atau memang disebabkan kekeliruan pribadi, namun dengan tidak mengakui kesalahan dan malah melemparkan ke rekan kerja merupakan suatu situasi yang harus segera diatasi secara serius. Karena bukan hanya performa kerja tim yang dipertaruhkan, namun juga intergritas karyawan yang juga dipertanyakan.

Tidak ada keberanian mengutarakan ide atau pendapat

Jelas bila terjadi demikian, bisa diperkirakan bahwa karyawan bekerja dalam tekanan bahkan dalam baying-bayang kecemasan. Ketakutan untuk mengutarakan ide atau pendapat adalah akibat dari gaya kepemimpinan dalam perusahaan yang terlalu otoritatif dan cenderung menekan dan membungkan pendapat dari para karyawan. Hal Ini tentu sangat tidak baik, karena mematikan inovasi dan meredupkan potensi karyawan untuk maju.

Tidak ada usaha perusahaan dalam mengembangkan karyawan mereka

Banyak karyawan yang sudah lama bekerja di suatu perusahaan namun sepertinya tidak ada perubahan yang cukup signifikan atas diri karyawan tersebut, entah dari sisi karir, maupun keterampilannya. Selama dia bekerja hanya melakukan pekerjaan yang cenderung monoton dan tidak ada perkembangan yang menstimulasi karyawan. Pihak perusahaan tidak begitu memperhatikan dalam pengembangan karyawan hanya sebatas memperhatikan pekerjaan mereka beres atau tidak. Tidak ada program pengembangan diri maupun pengembangan kepemimpian yang sebenarnya itu sangat bagus dan diperlukan oleh para karyawan.

Terlalu sering karyawan keluar masuk

Ini salah satu indikasi yang cukup jelas. Barangkali sering terpikirkan, mengapa perusahaan X kerap memasang iklan lowongan kerja untuk posisi yang sama? Apakah ada penambahan karyawan atau bagaimana? Kemungkinan banyak mereka yang masuk perusahaan kemudian memutuskan resign lebih cepat. Sehingga membuat satu atau beberapa posisi sering kosong. Mengapa itu terjadi? Karyawan akan menilai apakah dia masih bisa bertahan dalam suatu perusahaan atau tidak berdasarkan pertimbangan beberapa hal. Selain pertimbangan dari sisi salary, pertimbangan dari bagaimana karyawan tersebut diperlakukan dengan baik atau buruk dalam tempat kerja, bagaimana pola komunikasi dan interaksi, apakah kondusif atau tidak yang mana kesemua itu adalah aspek budaya kerja. Perusahaan yang budaya kerja yang buruk, tentu tidak akan bisa mempertahankan lama-lama karyawan mereka,karena ketidakbetahan yang mereka rasakan.